Etika Berciuman
Ke-2 sejoli yang sedang berbahagia Pangeran William serta Kate Middleton lakukan ciuman pertama di balkon Istana Buckhingham sesudah upacara pernikahan di Westminster Abbey. Di depan publik serta dua miliar pirsawan tv, mereka tidak hanya sekali berciuman, tetapi 2x. Berciuman memang memunculkan perasaan merangsang serta intim. Tetapi tahukah Anda jika berciuman tidak sebatas berjumpanya bibir dengan bibir. Berciuman menyertakan beberapa otot muka, hormon serta pergerakan badan yang lain.
Beberapa periset dari Lafayette College, Pennsylvania mengatakan, berciuman akan tingkatkan hormon spesifik di otak. Pengeluaran hormon-hormon itu adalah dari hasil gabungan di antara perasaan cinta, hasrat, serta perasaan santai. Berpegangan tangan, contact mata serta berangkulan sekalian berciuman diketahui akan kurangi kandungan hormon depresi, kortisol.
Kunci berciuman memang benar ada di bibir. Tetapi saat Anda lakukan ciuman yang hangat serta dalam, ada 34 otot muka yang turut bergerak. Disamping itu kecupan simpel yang kita kerjakan cuma memakai dua otot muka saja.
Berciuman menyertakan ludah. Tetapi menurut riset rupanya pria semakin "basah" dibandingkan wanita. "Ada bukti jika di di air ludah pria terdapat testosteron yang akan tingkatkan dorongan seksual. Karenanya saat berciuman, pria condong semakin banyak membuahkan saliva, salah satunya manfaatnya untuk mentransfer testosteron untuk tingkatkan keinginan seksual wanita," kata Helen Fisher, antropolog dari Rutgers University.
Di luar beberapa hal ilmiah itu, ciuman yang prima harus juga mempunyai irama, perlahan tetapi lama, mudah serta lunak, selanjutnya makin cepat, menghangat serta merangsang.
Satu survey mengatakan 66 % wanita serta 59 % pria menjelaskan kualitas ciuman pertama akan mengubah kelanggengan jalinan. Dalam kata lain, langkah Anda berciuman dapat membuat kekasih makin lengket dengan Anda, atau sebaliknya, dicampakkan demikian saja.
Nah spesial buat Anda yang telah married serta buat yang telah berusia 18+, berikut ada 4 (empat) norma berciuman dengan si kekasih terkasih (pasangan) yang pantas kita kenali, dimana ciuman penuh keinginan siap bawa hasrat sex semakin membuncah. Woww mantapp..!
Ketahui norma berciuman supaya arah Anda bukanlah membuat pasangan ilfeel.
Beberapa norma berciuman yang pantas Anda kenali serta kerjakan yakni:
1. Menjaga kebersihan mulut. Tidak ada yang jadi memperburuk ciuman kecuali berbau nafas tidak enak. Jadi, tekankan mulut Anda bersih serta higienis dari makanan atau tembakau sebab kebanyakan merokok.
"Gosoklah gigi terlebih dulu sebelum berciuman. Bersihkan gigi penting juga untuk hilangkan beberapa bakteri yang ada. Jangan ciuman jika Anda barusan makan bahan makanan bau menusuk, seperti bawang putih, bawang merah, dan lain-lain. Bawa serta penyegar mulut semprot serta pakai dengan cara periodik selama seharian," tutur dokter umum Dr Kamal Bisht.
2. Begitu basah malah tidak hot. Ciuman basah pasti efisien jika ditujukan untuk tindakan sex, tetapi itu tidak memberikan Anda kebebasan "melahap" muka pasangan.
"Kekasih saya seorang pencium penuh hasrat. Tetapi permasalahannya, ciumannya begitu basah. Ia menjilat dagu, leher, serta kening saya serta membuat saya betul-betul kalang kabut," keluh Jatin Sharma (24), mahasiswa bagian manajemen. Jadi, ciuman penuh air liur atau benar-benar basah tidak dibolehkan dalam berciuman.
3. Lihat pergerakan lidah. Anda tak perlu menutup mulut pasangan dengan dorongan lidah yang dalam. Santai serta enjoy saja. Ketentuan berciuman untuk lidah menjelaskan, diamkan ujung lidah Anda memberi perform ajaib dengan gempuran yang halus serta lembut.
Anda dapat memakai lidah untuk mendalami, bukan menjejalahi setiap sela giginya. "Pelankan pergerakan lidah, karena itu ciuman semakin lebih panas serta bernafsu," kata Dr Shivi Jaggi.
4. Menjaga keliaran tangan. Waktu berciuman, tangan berperanan penting dalam tingkatkan hasrat sampai siap berlaga selanjutnya. Tetapi, jangan menarik rambut atau pinggangnya bermaksud badannya semakin dekat pada Anda. Ciuman ialah share kesenangan, bukan kesakitan.